Baca Juga
Hari-hari belakangan adalah harinya curhat buat bunda, entah itu dari rekan, dari anak-anak, dari orang tua dan yang teranyar adalah curhatnya seorang laki-laki diusia senja yang dipanggil salwa dengan sebutan Anduang, tepatkah Bunda sebagai tempat curhat ? entahlah…
Quantum ??? meminjam istilah Quantum Teaching dan Quantum Learning, Bunda menyimpulkan sendiri arinya menjadi Seni mengelola, kalau kurang tepat, biarlah…
Curhat sebenarnya aktivitas yang menyenangkan menurut Bunda, dengan curhat kita bisa sedikit mengurangi beban di kepala, sesak di dada.
Tapi untuk tidak terjebak dengan curhat yang “asbun” tanpa makna mungkin kita perlu menelaah beberapa hal ini kali ya…
1. Saring “tempat” curhat, Jangan curhat kepada semua orang, kenali dulu sesuai dengan apa yang ingin kita dengar dari beliau
Sebagai contoh, ada seorang perempuan berkeluh kesah tentang suaminya kepada setiap orag yang mau mendengarkan kesahnya, walau ternyata hal yang disampaikan tidak menemukan solusi
2. Luruskan niat untuk curhat, Niatkan di hati kalau curhat kita untuk menemukan solusi atau hanya sekedar melepaskan sesak di dada ?
3. Saring media untuk curhat, Curhat di facebook ? kalau hanya sekedar ingin minta pendapat atau berbagi pengalaman tidak masalah, walau terkadang setelah dikomentari orang lain mendatangkan kekhawatiran baru, misalnya curhat tentang anak yang “kuning” respon orang-orang kadang membuat kita malah makin khawatir
4. Untuk saya pribadi, jujur… lebih sering curhat pada orang yang tidak saya kenal terlalu dekat, karena mereka akan memberikan pendapat tanpa saya perlu malu jika itu adalah sebuah aib
5. Lebih sering lagi, surhat dengan hati sendiri, karena memang secara teori kita yang lebih tahu solusi apa yang terbaik dari permasalahn kita
6. Untuk beberapa hal yang menyengkut perasaan, saya curhat dengan bayi saya yang berumur 7 bulan hehehe, toh niatnya hanya mengeluarkan uneg-uneg kan ?
7. Kalau menyangkut pasangan hidup ? saya lebih ketat lagi menyaring orang tempat curhat, malah lebih seruu kalau saya curhatnya dengan suami sendiri dengan bermain peran, seolah-olah dia adalah kenalan saya, dan saya dengan santainya bilang “ Mau curhat nih…. Akhir-akhir ini suami saya kok bawaannya cuek ya ? “ terus biasanya si dia menimpali “ masak sih ?” bla bla bla
Dan biasanya setelah itu plong…
Quantum ??? meminjam istilah Quantum Teaching dan Quantum Learning, Bunda menyimpulkan sendiri arinya menjadi Seni mengelola, kalau kurang tepat, biarlah…
Curhat sebenarnya aktivitas yang menyenangkan menurut Bunda, dengan curhat kita bisa sedikit mengurangi beban di kepala, sesak di dada.
Tapi untuk tidak terjebak dengan curhat yang “asbun” tanpa makna mungkin kita perlu menelaah beberapa hal ini kali ya…
1. Saring “tempat” curhat, Jangan curhat kepada semua orang, kenali dulu sesuai dengan apa yang ingin kita dengar dari beliau
Sebagai contoh, ada seorang perempuan berkeluh kesah tentang suaminya kepada setiap orag yang mau mendengarkan kesahnya, walau ternyata hal yang disampaikan tidak menemukan solusi
2. Luruskan niat untuk curhat, Niatkan di hati kalau curhat kita untuk menemukan solusi atau hanya sekedar melepaskan sesak di dada ?
3. Saring media untuk curhat, Curhat di facebook ? kalau hanya sekedar ingin minta pendapat atau berbagi pengalaman tidak masalah, walau terkadang setelah dikomentari orang lain mendatangkan kekhawatiran baru, misalnya curhat tentang anak yang “kuning” respon orang-orang kadang membuat kita malah makin khawatir
4. Untuk saya pribadi, jujur… lebih sering curhat pada orang yang tidak saya kenal terlalu dekat, karena mereka akan memberikan pendapat tanpa saya perlu malu jika itu adalah sebuah aib
5. Lebih sering lagi, surhat dengan hati sendiri, karena memang secara teori kita yang lebih tahu solusi apa yang terbaik dari permasalahn kita
6. Untuk beberapa hal yang menyengkut perasaan, saya curhat dengan bayi saya yang berumur 7 bulan hehehe, toh niatnya hanya mengeluarkan uneg-uneg kan ?
7. Kalau menyangkut pasangan hidup ? saya lebih ketat lagi menyaring orang tempat curhat, malah lebih seruu kalau saya curhatnya dengan suami sendiri dengan bermain peran, seolah-olah dia adalah kenalan saya, dan saya dengan santainya bilang “ Mau curhat nih…. Akhir-akhir ini suami saya kok bawaannya cuek ya ? “ terus biasanya si dia menimpali “ masak sih ?” bla bla bla
Dan biasanya setelah itu plong…
Tags:
Keluarga Seruu